Inilahhadits tentang segumpal daging 52 dan Muslim no. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati jantung HR. Baca juga:segumpal dan hadits tentang segumpal daging Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati yang Ketahuilah Sesungguhnya Di Dalam Tubuh Manusia Ada Segumpal Darah Apabila Dia Baik Maka Kali ini akan dishare kumpulan hadits tentang hati qolbu lengkap bahasa arab dan artinya. Hendaknya hadist hadist tentang hati ini dipelajari dan dipahami agar kita mengerti bagaimana cara menata hati dan membersihkannya dari segala sifat sifat tercela seperti hasud, iri, dengki, riya, sombong, ujub, kikir dan lain sebagainya. Selain sebagai sumber kebaikan fisik, hati juga menjadi penentu nilai akhir amal. Jika hati tidak selamat dari kotoran dan penyakit, maka amal shaleh tidak akan dicatat sebagai kebaikan. Termasuk ke dalam masalah ini adalah niat hati dalam melakukan amal. Maka, orang yang hatinya selamat qalbun salim, dialah yang akan mendapat nilai akhir amal yang baik, dialah yang akan menghuni surga Allah SWT. Jika kita paham bagaimana cara menata hati, maka insyaallah kita akan selamat dan bahagia dunia akhirat. Hal ini dikarenakan jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Baiknya hati dengan memiliki rasa takut, rasa cinta pada ALLAH SWT dan ikhlas dalam niat. Rusaknya hati adalah karena terjerumus dalam maksiat, keharaman dan perkara syubhat yang masih samar hukumnya. Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadits tentang hati seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu ayat Al-Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ 88 إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ 89 Artinya “Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” QS. asy-Syu’ara 88-89. Dalam ayat lainnya, Artinya “Mereka itu adalah orang-orang yang dicoba hatinya oleh Allah untuk takwa” Selain ayat diatas, masih banyak dalil hadits Nabi SAW yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami masalah hati manusia ini. Didalamnya dijelaskan banyak hal seperti mengatasi hati yang keras dan mati, cara membersihkan penyakit hati dari berbagai kotoran dan sifat yang jelek, kemudian bagaimana agar hati yang gelisah menjadi tenang dan banyak lagi. Adapun diantara yang menyebabkan matinya hati itu adalah karena tiga perkara yaitu Hubbul dunia cinta dunia, Lalai daripada zikirullah mengingati ALLAH SWT serta banyak makan dan menjatuhkan anggota badan kepada maksiat kepada ALLAH SWT. . Sedangkan diantara yang menyebabkan hidupnya hati antara lain adalah zuhud dengan dunia, zikrullah berdzikir kepada ALLAH SWT serta Bergaul atau berkawan dengan aulia ALLAH SWT dan orang orang sholeh. Dan untuk lebih jelasnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentang hati lengkap dalam tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Kumpulan Hadits Tentang Hati Lengkap Bahasa Arab dan Artinya Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash radhiyallahu anhu, ia berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu] HR. Muslim no. 2654. أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah segumpal daging itu ialah hati..” HR. Muslim. Doa Nabi shallallahu alahi wasallam yang sering beliau ucapkan adalah, اَللَّهُمَّ مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ “Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku ini pada agama-Mu” Dan di antara doa beliau juga adalah, وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا “Aku memohon kepada-Mu hati yang bersih.” Diriwayatkan oleh Ahmad [4/123, 125]; At- Tirmidzi, nomor 3407 dan An-Nasa’i, nomor 1305 Abu Hurairah radhiyallahu anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَشَارَ بِأَصْبَعِهِ إِلَى صَدْرِهِ Artinya“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu”, beliau menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya.” Muslim, no. 2564 Imam Ahmad, telah meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Anas radhiyallahu anhu. Ia bertutur, “Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda, لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ “Iman seseorang tidak akan lurus benar sebelum hatinya lurus.” Al-Musnad, hadits لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَبًا مِنَ الْقَدَرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْيًا “Sungguh hati manusia itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” Ahmad. إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan beristigfar niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya jika ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat, Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati mereka.’ 14.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” Diriwalatkan Muslim إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ “Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab, Membaca al-Quran’.” al-Qadlā’iy. اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “Bertakwalah kamu kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik!” Ahmad dan Tirmidzi. إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا “Sesungguhnya hati berada di tangan Allah azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” HR. Ahmad 3 257 Selanjutnya Anas berkata, “Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail shalat malam sedikitpun. Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata, Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya, Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali, Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah?’ Orang tersebut berkata, Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.’ Maka ketika aku telah berpaling pergi, dia memanggilku dan berkata, Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.’ Maka Abdullah berkata, Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak mampu kami lakukan.'” HR. Ahmad “Ya Rasulullah! siapakah orang yang terbaik itu? maka beliau menjawab yaitu orang mukmin yang bersih hatinya, maka ditanyakan lagi apakah artinya orang yang bersih hatinya itu wahai Rasulullah? beliau lalu menjawab ialah orang yang takwa, bersih tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kedurhakaan, pengkhianatan, dendam dan kedengkian”. HR. Ibnu Majah Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba beliau berkata, Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama. Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin Amr bin Ash segera mengikuti pemuda tersebut ke rumahnya, lalu berkata kepadanya, Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari. Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’ Pemuda tersebut berkata, Ya, tidak apa-apa.'” Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab, Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.’ Para sahabat berkata, Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab, Dia adalah orang yang bertakwa takut kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad.’ Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan Ath-Thabrani ”Hati orang mukmin itu bersih di dalamnya ada lampu yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan terbalik ”HR. Ahmad & Thabrani. "Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam."Hadis riwayat Ibn Majah Demikianlah dafta kumpulan hadits tentang hati qolbu lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga semua dalil hadist Nabi Muhammad SAW diatas bermanfaat dan menjadikan kita lebih bisa menata hati kita agar selalu bersih dan terbebas dari segala kotoran/penyakit hati. Wallahu a'lam. 2 Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (2) Allah Ta'ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa yang mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:

Mari renungkan sejenak…!! Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati, yang hakikatnya adalah iman. Hati iman yang baik/lurus akan membuat baik seluruhnya namun apabila hati iman rusak/sakit/sesat maka akan rusak seluruhnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم. “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” HR. Bukhari dan Muslim Hati iman kita bagai tumbuhan yang perlu dipupuki, disiram dan dirawat. Tampilan fisik hati iman yang baik adalah akhlaq yang baik, pergaulan yang baik, menyenangkan dan dicintai karena itulah dikatakan, العمل الظاهر لازم للعمل الباطن لا ينفك عنه وانتفاء الظاهر دليل انتفاء الباطن “Amalan Zhahir adalah yang Lazim menunujukkan amalan bathin, tidak terpisah antara keduanya dan tidak adanya amalan zhahir menunjukan tidak adanya amalan batin.” Tatkala iman sedang baik seakan-akan tak ada yang lebih penting dari amal shalih namun saat kita tidak istiqamah memupukinya, iman semakin lemah/menurun, sehingga amal shalih sangat berat untuk dilakukan. ADA APA DENGAN IMAN KITA?, DAN BAGAIMANA CARA MEMBANGKITKAN KEMBALI IMAN KITA? Mari bergegaslah menuju ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala sesuatu yang membuat-Nya ridha kepada kita. Cukupkan sudah sampai disini, kembalilah… Semangatkan kembali dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala … Salah satu cara yang terbukti ampuh dalam memupuk kembali iman yang mulai layu adalah BERKUMPUL DENGAN ORANG-ORANG SHALIH, berkumpul dengan orang2 yang dekat dengan Allah Ta’ala. Pengaruh teman suasana yang baik sangat besar, banyak orang rusak karena temannya suasana dan banyak pula yang bertambah baik karena sahabat karibnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, ” مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً.“ “Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi percikan apinya akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau asap yang tidak enak.” HR. Bukhari no. 5534, Muslim no. 2628. Dalam riwayat yang lain, ” الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.“ “Agama seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 927 Malik bin Dinar rahimahullah berkata وَصَاحِبْ خِيَارَ النَّاسِ تَنْجُ مُسْلِماً — وَصَاحِبْ شَـرَّارَ النَّاسِ يَوْماً فَتَنْدَمَا “Bergaul-lah dengan orang-orang yang baik, niscaya engkau akan menjadi seorang yang selamat. Namun cobalah sehari saja engkau bergaul dengan orang-orang yang jelek, maka niscaya engkau akan menyesal selamanya.” Adi bin Zaid rahimahullah berkata عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَل وَاسْأَلْ عَنْ قَرِيْنِه — فَـكُلُّ قَــرِيْنٍ بِالْمُقَـارِنِ يَقْتَــدِيْ إِذَا كُنْتَ فِيْ قَوْمٍ فَصَـاحِبْ خِيَارَهُمْ — وَلَا تَصْحَب الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِيْ “Tidak perlu engkau tanyakan tentang siapa seseorang itu, namun tanyakanlah siapa teman dekatnya. Karena setiap orang itu meniru tabiat teman dekatnya, Jika engkau ada di suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang-orang yang baik di antara mereka dan janganlah berteman dengan orang-orang yang hina di antara mereka, niscaya engkau menjadi hina bersamanya.” Ayo… tegaskan diri kita untuk bergegas meninggalkan maksiat, bertaubatlah secepatnya. Sesungguhnya pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala amatlah luas. HIDAYAH ALLAH SELALU MENGHAMPIRI NAMUN AKANKAH KITA MENERIMANYA? Jangan katakan hidayah belum datang, jangan… Karena rahmat Allah Azza wa Jalla amat luas. Allah Ta’ala tidak mungkin mencelakakan hamba-Nya. Sesungguhnya kita-lah yang lalai, kitalah yang menolak dan kita pula-lah yang berbuat salah. Jangan salahkan takdir untuk pembenaran atas kesalahan-kesalahan kita… ﴿ مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ ﴾ “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” QS Fushshilat Ayat 46 ﴿ مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴾ “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.” QS, An-Nisaa 79 Kerusakan itu karena kita… Kesombongan dan keangkuhan kita yang merusak semua. Apa jadinya jika Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak Maha Memaafkan? Apa jadinya jika kita terus dilalaikan oleh Allah? Sungguh hari akhir sangatlah berat dan besar. Bagaimana nasib saudara2 kita -atau bahkan kita- yang tidak meyakini adanya akhirat? Adakah penolong lain selain Allah Subhanahu wa Ta’ala? Renungkan bagaimana keadaan kita nanti di akhirat. Akan kah bekal kita cukup untuk menempuh beratnya hari hisab nanti? Cukupkan sudah semua, jangan terlena dengan kesenangan dunia yang menipu ini. Siapkan bekal dari sekarang… Tidak ada kata terlambat, dosa sebesar apapun, seberat apapun… Pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan ampuni. Pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala amat luas. Allah Ta’ala berfirman, ﴿ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴾ “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya yakni dengan taubat. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Az-Zumar 53 Dalam sabdanya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan ” إِنَّ اللهَ تَعَالى يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مَسِيءُ النَّهَارِ وَ يَبْسُطُ يَدَهُ .بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا.“ “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada siang hari, dan Allah membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” HR. Muslim no. 2759 Jangan sampai kita mati dalam keadaan tidak beriman. Sang Khaliq Subhanahu wa Ta’ala telah melarangnya, ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran 102 Sungguh sangat berat perjalanan yang akan kita hadapi nanti. Perjalanan yang dimulai setelah kematian menjemput… Perjalanan yang amat panjang, amat berat, tiada teman yang menemani kecuali hanya kain kafan yang menyelimuti tubuh yang tak bernyawa… Kegelapan, jeritan, tangisan serta penyesalan bagi orang-orang yang tidak menggunakan kesempatan hidupnya di dunia untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla… Lihatlah mereka, orang-orang jahil, mereka sering mengatakan “rest in peace”/istirahat dengan damai kepada orang yang lebih dulu menghadap rahmatullah. Sejak kapan orang beristirahat dalam kuburnya? Islam tidak pernah mengajarkan itu, perjalanan itu justru baru dimulai ketika tanah telah menutupi tubuh kita. Azab kubur, hari kebangkitan, hari hisab semua amat melelahkan bagi orang-orang yang memiliki hati iman yang sakit/rusak/sesat. Bekal terbaik setelah kematian adalah iman dan amal shalih. Iman dan amal shalih adalah hasil dari penjagaan, pemupukkan, pemeliharaan juga usaha dalam meningkatkan iman -yang merupakan segumpal daging yang terdapat pada setiap manusia-. Baik ianya, maka baik pula iman serta amalnya dan akan baik pula akhiratnya yang merupakan terminal akhir setiap manusia.. Do’akan kami juga kaum muslimin untuk tetap istiqamah serta dimudahkan dalam menjaga segumpal daging ini… Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Amiin… Wallahu a’lam bish-shawab…. ——————————————————————————————————————- Penulis Ust. Abu Abdirrahman Al-Hajjamy, MA. Serpong, 25 Rajab 1435 H. / 25 Mei 2014 PERHATIAN !!! Diperbolehkan mengcopy serta memperbanyak content tulisan ini untuk kepentingan Da’wah Islamiyah dengan menyertakan sumber

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)" (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599). Hadits di atas adalah lanjutan dari hadits tentang meninggalkan perkara syubhat yang telah kita kaji sebelumnya. Naskah khutbah Jumat ini mengingatkan kita semua tentang dosa paling purba yang pernah dilakukan Iblis dan manusia, yakni hasad. Sebuah penyakit hati yang membuat pelakunya diliputi perasaan iri lalu melakukan hal buruk kepada sesama. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ، اٰخِذِيْنَ مَآ اٰتٰىهُمْ رَبُّهُمْ ۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِيْنَۗ الذاريات ١٦-١٧ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kenikmatan surga itu lebih utama, lebih lama, dan lebih agung daripada kenikmatan dunia. Kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan surga. Karenanya, kita harus terus berusaha menjadi orang yang bertakwa. Karena takwa-lah yang menjadi bekal kita untuk meraih kebahagiaan yang abadi di akhirat. Kaum Muslimin yang berbahagia, Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda أَلاَ وَإِنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهِيَ القَلْبُ رواه البخاري ومسلم Maknanya “Ingatlah sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh anggota badan dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh anggota badan, ketahuilah, ia adalah hati” HR al-Bukhari dan Muslim. Yang dapat merusak hati kita adalah penyakit-penyakit hati, di antaranya riya’, ujub, sombong, hasad dan dengki. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda لا تَبَاغَضُوا وَلا تَحَاسَدُوا وَلا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوانًا رواه البخاري ومسلم Maknanya “Janganlah kalian saling membenci, saling hasad, saling membelakangi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” HR al-Bukhari dan Muslim. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara penyakit hati adalah hasad dan saling membenci. Keduanya menjadi malapetaka besar bagi kerukunan dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Dua penyakit hati tersebut akan menjauhkan masyarakat dari sikap saling bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan. Hasad yang diharamkan adalah berangan-angan hilangnya kenikmatan dari seorang Muslim disertai usaha untuk menghilangkan kenikamatan itu dengan ucapan atau perbuatan. Jika tidak disertai upaya menghilangkan kenikmatan itu maka bukanlah kemaksiatan. Jadi, orang yang berangan-angan agar sebuah kenikmatan hilang dari seorang Muslim karena orang itu memiliki harta halal yang banyak, istri yang cantik atau anak banyak yang taat atau sifat-sifat yang terpuji; kemudian ia membenci hal itu dan berangan-angan agar kenikmatan itu berpindah kepada dirinya, lalu ia berusaha untuk menghilangkan kenikmatan tersebut dengan berbagai cara, maka ia telah terjatuh ke dalam hasad yang diharamkan. Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia, Jika kita ingin membersihkan hati kita dari penyakit hasad, maka kita harus melawan hawa nafsu. Melawan nafsu akan membantu seseorang melakukan perbuatan yang diridlai Allah. Para wali Allah tidak meraih derajat kewalian kecuali dengan perjuangan melawan hawa nafsu. Diceritakan bahwa hasad adalah maksiat pertama yang dilakukan di surga, yaitu hasad Iblis kepada Nabi Adam. Hasad juga merupakan maksiat pertama yang dilakukan di dunia, yaitu hasad Qabil kepada Habil yang berujung pembunuhan Qabil terhadap Habil. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Seringkali bahaya hasad ini kembali menimpa diri pelakunya. Al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab Hilyah al-Auliya’ meriwayatkan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang raja yang memiliki pengawal yang selalu dekat dengannya. Suatu ketika pengawal itu berkata kepadanya, “Wahai raja, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik, dan tinggalkan orang yang jahat, niscaya engkau selamat dari kejahatannya.” Melihat kedekatan pengawal dengan raja, ada orang yang iri dan berupaya menghasut raja. Orang ini pun berkata kepada sang raja, “Wahai raja, pengawalmu telah menyebarkan isu di masyarakat bahwa engkau memiliki bau mulut yang tidak enak.” Raja pun bertanya, “Bagaimana aku bisa tahu hal itu?” Orang yang iri itu berkata, “Jika pengawal itu menghadap Paduka untuk membicarakan sesuatu, ia pasti akan menutup hidungnya.” Pergilah penghasut itu kepada pengawal untuk mengundangnya menghadiri jamuan makan yang telah ia persiapkan. Ia membuat sup dan menaruh bawang putih yang sangat banyak di dalamnya. Keesokan harinya, si pengawal datang dan raja memanggilnya mendekat untuk berbicara kepadanya tentang suatu hal. Pengawal pun menutup mulutnya dengan tangan. Karena termakan hasutan orang yang iri itu, sang raja berkata kepada pengawal, “Menjauhlah!” Lalu sang raja menulis surat serta menandatanganinya, kemudian berkata kepada pengawal itu, “Pergilah dan bawa surat ini kepada Fulan, biasanya imbalannya berupa uang seratus ribu.” Ketika keluar, ternyata orang yang iri tadi menemui sang pengawal seraya berkata, “Apa ini?” Pengawal menjawab, “Raja memberikan ini kepadaku.” Lalu orang yang iri meminta surat itu. Tanpa berpikir panjang, pengawal lalu memberikan surat itu kepadanya. Orang yang iri itu bergegas mengambilnya dan membawanya ke orang yang dituju. Ketika orang-orang membuka surat itu, mereka pun memanggil beberapa algojo. Maka orang yang iri itu berkata, “Bertakwalah kepada Allah wahai kaum, kalian menghukum orang yang salah, tanyakanlah kembali kepada raja.” Mereka berkata “Kami tidak ada waktu untuk menanyakan kembali kepada raja.” Hadirin, isi surat itu ternyata berbunyi, “Jika datang orang yang membawa suratku ini maka potonglah kepalanya, lalu kelupaslah kulitnya dan isilah kulitnya dengan dedak ampas padi, kemudian bawalah kepadaku.” Para algojo itu pun memotong kepalanya, mengulitinya dan membawanya kepada sang raja. Saat sang raja melihatnya, ia merasa keheranan. Lalu raja berkata kepada pengawal, “Kemarilah, jawab dengan jujur, saat kau mendekatiku kenapa engkau memegang hidung dan menutup mulutmu?” Si pengawal berkata, “Wahai raja, orang yang iri ini mengundangku dan telah menyiapkan sup, tetapi ia perbanyak bawang putih di sup itu. Disuguhkanlah sup itu kepadaku, lalu saat Paduka memanggilku untuk mendekat, aku berkata dalam hati, jika aku mendekat kepada paduka, maka paduka akan mencium bau tidak sedap ini.” Lalu sang raja berkata “Kembalilah ke tempatmu, dan sampaikan kepada rakyatku mengenai apa yang telah kau katakan tadi.” Lalu raja menghadiahi si pengawal itu dengan harta yang melimpah.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur Baca naskah khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat Menjadi Warga Baik untuk Negara yang Baik Khutbah Jumat Mewaspadai Virus Takabur Khutbah Jumat Berbuat Baik kepada Tetangga
Ungkapanilmiah dari Al Qur'an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur'an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
HATI merupakan bagian terpenting bagi seorang manusia. Jika hati ini baik, maka seluruhnya akan baik pula. Sebaliknya, jika hati itu rusak, maka rusak juga seluruh anggota. Sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” HR Bukhari dan Muslim BACA JUGA Rasulullah, Manusia Paling Lembut Hati dan Batinnya Maka dari itu kita mesti mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya hati. Diantaranya ada dua sebab perusak hati yang disebutkan Imam al-Muhasibi dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidîn “Asal dari rusaknya hati yaitu meninggalkan muhâsabah diri dan tertipu dengan panjangnya ambisi.” Imam al-Muhasiby menjelaskan dua perkara yang menyebabkan rusaknya hati. Pertama, meninggalkan muhasabah atau mengintrospeksi diri sendiri. Mengintrospeksi diri sendiri sangatlah penting. Karena yang mengetahui semua kesalahan dan maksiat yang telah kita perbuat hanyalah kita dan Allah. Maka mulailah dengan menanyakan kepada diri kita sendiri, semisal “Wahai diriku, sesungguhnya Tuhanmu menciptakanmu di dunia ini bukanlah untuk menuruti hawa nafsumu, engkau telah dilumuri oleh banyak kemaksiatan, apakah engkau tidak malu terhadap Penciptamu yang Maha Melihat akan apa yang engkau lakukan?” Selain seperti di atas, bisa juga menggunakan diksi lain, apa pun itu yang intinya adalah mengevaluasi diri yang berujung pada menyadari dosa-dosa dan aib diri sendiri, sehingga diri kita langsung memohon ampunan kepadaNya dan lupa terhadap aib-aib orang lain. BACA JUGA Hati-Hati Terjangkit Penyakit Futur, Ini 11 Sebabnya Kedua, tertipu daya dengan panjangnya ambisi atau angan-angan. Mengapa kita tidak boleh panjang angan, sebab kita akan tertipu dengan dunia dan melupakan akhirat. Hal ini bukan berarti melupakan dunia seluruhnya, namun lebih kepada menghimbau kita untuk bersikap zuhud, mengambil sesuatu seperlunya saja. Kemudian Al-Harits al-Muhasibi menganjurkan kita juga untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam usaha menahan angan-angan yang berlebihan “Dan mintalah pertolongan untuk membatasi angan-angan dengan cara mendawamkan mengingat kematian.” [] SUMBER
Perkembanganjanin ini juga disebutkan dalam Al Qur'an. Allah SWT berfirman, "Wahai sekalian manusia, jika kalian ragu-ragu terhadap hari kebangkitan, maka (ingatlah) sesungguhnya Aku telah menciptakanmu dari tanah, lalu dari setetes air, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging." (QS. Al Hajj : 5)

Ilustrasi hadits tentang istiqomah. Foto Freepik. Istiqomah merupakan salah satu akhlak yang penting untuk dimiliki setiap Muslim. Istiqomah diartikan sebagai sikap konsisten dalam menjalankan kewajiban dan berbuat bahasa, istiqomah berasal dari kata qaama yang memiliki arti berdiri, tegak, dan lurus. Sedangkan secara istilah, istoqomah diartikan sebagai sikap konsisten dan berpendirian teguh terhadap ketetapan Allah telah memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan seluruh umatnya untuk beristiqomah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud ayat 112 yang artinya“Maka istiqomahlah engkau Muhammad sebagaimana engkau diperintah untuk itu beserta orang-orang yang bertaubat bersamami, dan janganlah kalian berlaku melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” QS. Hud112Dikutip dari buku Meniti Jalan Istiqomah oleh Syekh Musnid al-Qahthany, istiqomah juga dianjurkan oleh Rasulullah dalam berbagai riwayat hadits. Salah satunya dalam hadits riwayat Muslim. Dari Sufyan bin Abdullah, dia bertanya kepada Rasulullah“Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam. Sehingga aku tidak lagi bertanya kepada seseorang selain engkau.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah Saya beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.” HR. MuslimDalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda "Istiqamahlah dan hendaklah engkau perbaiki akhlaqmu kepada manusia.” HR. Al Hakim dan Ibnu HibbanDari kedua hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa istiqomah adalah hal yang sangat penting bagi umat Muslim. Istiqomah dalam Islam dibagi ke dalam berbagai bentuk, apa saja? Bentuk-Bentuk IstiqomahIlustrasi hadits tentang istiqomah. Foto Freepik. Sebagian ulama berpendapat bahwa istiqomah terjadi secara lahir maupun batin. Dikutip dari buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba'in An Nawawiyah oleh Dr. Saifudin Amin, MA., istiqomah secara umum dibagi menjadi tiga macam, yakniIstiqomah hatiHati merupakan tempat iman seseorang. Apabila hati telah istiqomah dan tunduk atas segala perintah Allah, seorang Muslim akan selalu menjadikan-Nya sebagai tujuan serta tumpuan dari segala doa dan harapannya. Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah, bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika iabaik, maka semua aggota badan akan baik. Jika ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak. Segumpal darah tersebut adalah hati.” MajahLisan merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Jenis istiqomah ini menjadi istiqomah yang paling penting setelah istiqomah hati. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah riwayat hadits Tirmidzi yang artinyaDari Abu Saidal khudri, Rasulullah SAW bersabda “Apabila anak Adam berada pada waktu pagi, anggota-anggota tubuhnya tunduk kepada lisan dan berkata, bertakwalah kepada Allah dalam memimpin kami karena sesungguhnya kami adalah pengikutmu, ika kamu menempuh jalan yang lurus beristiqamah, kami juga menempuh jalan yang lurus, dan jika kamu menempuh jalan yang bengkok, kami juga menempuh jalan yang bengkok.” HR. Tirmidzi dan AhmadIstiqomah perbuatan ialah tekun bekerja atau melakukan amalan hanya untuk mencapai ridhai Allah. Adapun ciri-ciri orang yang istiqomah dalam perbuatan, yaitu selalu menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, melaksanakan sholat lima waktu dengan tidak menunda-nunda, senantiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari, dan mendahulukan kewajiban daripada perkara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya pasti memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Apa saja keutamaan istiqomah?Keutamaan IstiqomahIlustrasi hadits tentang istiqomah. Foto dari buku Ilmu Tasawuf sebagai Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlak oleh Dr. H. Imam Kanafi, beberapa keutamaan istiqomah djelaskan dalam surat Fushilat ayat 30-32. Mereka yang istiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa sedih dengan apa yang terjadi di masa lalu. Selain itu, akan dihilangkan rasa khawatir akan kehidupan di masa yang akan yang istiqomah juga diberikan perlindungan oleh Allah di dunia. Allah juga berjanji akan memberikan surga tempat segala kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beristiqomah di jalan-Nya.

MengupasTentang Hati. July 4, 2011 In Bersih Hati, Khutbah Jumat Pilihan. Dalam khutbah Jumat ini, dijelaskan tentang pentingnya memperbaiki qalbu, sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak melihat bentuk dan postur tubuh serta paras wajah seseorang, tetapi yang dilihat tidak lain adalah qalbu dan amalannya.
Khulasahnyamarilah sama2 kita menjaga hati kita..sentiasa bersihkan kisah2 Rasul dan sahabat, kalam2 tuhan tentang cara untuk kita bersih dan jaga hati kitajagalah hati kitakerana segalanya bermula dari situbukankah niat juga bermula dari hati "innama a`malu binniat.". Sape boleh sambung hadith nie? AlQurán dan Hadits Tentang Penciptaan Manusia. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
\n\n\n\n\n\n \n hadits tentang hati segumpal darah
Danapabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati. "Read More 2 Comments. Hadist Tentang Orang Yang Tasawuf. 6:36:00 PM Unknown. Hadist Tentang Orang Yang Tasawuf. Hadist Tentang Menutup Aurat
6QhgJl.
  • 97ceau80iz.pages.dev/87
  • 97ceau80iz.pages.dev/951
  • 97ceau80iz.pages.dev/359
  • 97ceau80iz.pages.dev/606
  • 97ceau80iz.pages.dev/425
  • 97ceau80iz.pages.dev/200
  • 97ceau80iz.pages.dev/134
  • 97ceau80iz.pages.dev/103
  • 97ceau80iz.pages.dev/755
  • 97ceau80iz.pages.dev/680
  • 97ceau80iz.pages.dev/694
  • 97ceau80iz.pages.dev/600
  • 97ceau80iz.pages.dev/62
  • 97ceau80iz.pages.dev/681
  • 97ceau80iz.pages.dev/287
  • hadits tentang hati segumpal darah